Kamis, 23 Juni 2022

Ikan Lele Mengandung Protein Tinggi


Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Lampung, Kusnardi membantah isu yang menyatakan ikan lele dapat memicu kanker. Hal itu disampaikan Kusnardi di ruang kerjanya Kamis (4/11/2015) seusai memimpin rapat koordinasi bersama BKPD dari 15 kabupaten kota, untuk meluruskan berita yang menyudutkan budidaya ikan lele.

"Jadi isu ikan lele memicu kanker yang ada di media nasional ini meresahkan warga Lampung yang hidupnya bergantung dari ternak Lele. Dan itu tidak benar," kata Kusnardi didampingi Sekretaris BKPD Provinsi Lampung, Bahagiati.

Kusnardi mengatakan dari isu yang diberitakan ikan lele membawa tiga ribu sel kanker. "Kalau kita ngomong kanker, badan kita juga ada. Perkembangannya kan dipacu dengan bahan kimia yang lain, bukan dari lele," kata dia.

Kusnardi juga menyayangkan pemberitaan yang mengatakan ikan lele mengandung merkuri. "Ikan lele kalau dicelup ke merkuri yah mati. Gak bener itu, badan kita juga ada antibodi, yang mereduksi perkembangan sel kanker di kita, sel darah putih dan lain-lain, daya tahan tubuh kan juga tergantung dari yang kita makan," imbuhnya.

Berdasar pada hasil penelitian badan ketahanan pangan, ikan lele mengandung protein yang tinggi. Dalam 500 gram ikan lele dumbo (4 ekor) mengandung 12 gram protein 149 energi kalori, 8,4 gram lemak, dan 6,4 gram karbohidrat. Sementara itu, lele budi daya yang di-fillet dengan berat 141,5 gram dimasak panas kering mengandung 217 kalori, 26,7 gram protein, lemak 11,5 gram, selenium 20,7 mcg, vitamin b12 4mcg, kalium 459 mg dan niacin 3,6 mg.

"Banyak yang jadi korban karena berita ini, orang jadi ragu makan lele. Padahal kandungan dari ikan lele banyak zat yang bermanfaat. Makanya kita klarifikasi lele tidak berbahaya," tutup Kusnardi.

Sementara itu, Kepala BKPD Tanggamus, Suhartono mengatakan ikan lele sumber hewani tinggi proteinnya dibanding dengan ikan lain di air tawar. "Bisa sampai 14 nilai proteinnya rata-rata seperti daging, 56 gram per hari kebutuhannya. Dan protein ini bagus sebagai penunjang pertumbuhan anak sekolah di Lampung. Isu ini belum dibuktikan secara ilmiah," tegas Suhartono.

Akibat isu itu menurunkan tingkat konsumsinya. Makanya kita nanti akan mencoba gerakan makan bareng lele, lele tidak berdampak negatif ke tubuh untuk masa pertumbuhan anak juga bagus dengan kandungan omega 3 dan omega 6 di dalam ikan air tawar ini. 
Isu ini secara ekonomi juga memengaruhi peternak ikan lele dan supaya bisa berkembang lagi, BKPD akan terus mendorong agar jangan takut memelihara ikan kele karena tinggi kandungan proteinnya. "Kita akan terus meyakinkan masyarakat lele bukan penyebab penyakit kanker. Dari ikannya sendiri tidak ada, kalau dikasih bekas cucian dll ya lele pasti mati gak bisa hidup." tutup Suhartono.

Senada dengan hal itu, Kepala BKPD Kabupaten Lampung Selatan, Rini Ariasih mengatakan di daerahnya bahkan sudah ada abon ikan lele yang diproduksi dan dikembangkan. "Abon lele punya kandungan gizi yang tinggi, untuk makanan balita juga digemari karena rasanya gurih merangsang anak agar gemar memakan ikan. Budi daya lele di lamsel juga selama ini banyak yang menggunakan kolam terpal," kata Rini.

Sebelumnya rapat koordinasi bersama di ruang rapat badan ketahanan pangan, termasuk membahas evaluasi program tahun 2015 dan perencanaan program tahun 2016.

Menurut Sekretaris BKPD Provinsi Lampung, Bahagiati diperlukan merapatkan barisan kepada masyarakat tentang panganan lokal yang ada di Lampung. "Kita bicara makanan yang sehat lokal, sekaligus mengantisipasi ketahanan pangan untuk mengamankan ketahanan pangan di Lampung," kata Bahagiati.(*)

Sumber : https://lampungprov.go.id/detail-post/ikan-lele-mengandung-protein-tinggi#:~:text=Berdasar%20pada%20hasil%20penelitian%20badan,dan%206%2C4%20gram%20karbohidrat.

Tidak ada komentar: